Umroh Simpel, Fleksibel dan Kekinian #UmrohJamanNow

Tata Cara Sa'i Haji dan Umroh

Tata Cara Sa’i Haji dan Umroh: Syarat, Larangan, dan Doa nya

Tata cara sa’i merupakan salah satu rangkaian penting dalam ibadah haji dan umroh yang harus dipahami oleh setiap jamaah. Melaksanakan haji bagi yang mampu adalah perintah Allah yang termasuk dalam rukun Islam. Oleh karena itu, setiap muslim yang memiliki kemampuan finansial dan fisik diwajibkan untuk menunaikannya.

Dalam pelaksanaan haji dan umroh, terdapat berbagai ritual yang harus dijalankan dengan benar. Salah satunya adalah sa’i, yang memiliki makna dan tata cara sa’i khusus yang perlu diketahui oleh jamaah.

Pengertian Sa’i

Pengertian Tata Cara Sa'i
Jamaah Asfa Travel sedang melakukan Sa’i

Secara bahasa, sa’i berarti “berusaha” atau “berjalan”. Dalam konteks ibadah haji dan umroh, sa’i adalah ritual berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara Bukit Safa dan Marwah. Proses ini dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah, dengan mengikuti tata cara sa’i yang telah ditentukan.

Sa’i dilakukan untuk mengenang perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, ketika mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS. Ritual ini mengajarkan tentang kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan dalam berusaha.

Menurut mayoritas ulama, termasuk Imam Syafi’i, Maliki, dan Hanbali, sa’i merupakan salah satu rukun haji dan umroh yang wajib dilakukan. Jika tidak ditunaikan, maka ibadah haji dan umroh dianggap tidak sah.

Namun, menurut Imam Hanafi, sa’i adalah wajib dalam ibadah haji, dan jika ditinggalkan, harus membayar dam (denda). Beberapa ulama lain seperti Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas berpendapat bahwa sa’i adalah sunnah, dan tidak ada denda bagi yang meninggalkannya.

Perbedaan Sa’i dan Tawaf

Sa’i dan tawaf adalah dua ritual yang berbeda dalam ibadah haji dan umroh. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan syarat-syarat tertentu, termasuk harus dalam keadaan suci dari hadas. Sedangkan sa’i adalah berjalan bolak-balik antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali dan tidak mensyaratkan kesucian.

Tata Cara Sa’i

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ASFA TRAVEL (@asfatravel.id)

Berikut adalah tata cara sa’i yang perlu diikuti oleh jamaah:

  1. Memulai dengan Tawaf.
    Sebelum melakukan sa’i, jamaah harus terlebih dahulu melakukan tawaf di Ka’bah.
  2. Memulai dari Bukit Safa.
    Perjalanan sa’i dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah.
  3. Melakukan Tujuh Kali Perjalanan.
    Berjalan sebanyak tujuh kali antara Safa dan Marwah. Dari Safa ke Marwah dihitung satu kali, dan dari Marwah kembali ke Safa dihitung satu kali, sehingga totalnya tujuh perjalanan.
  4. Melakukan dengan Khusyuk.
    Saat melakukan sa’i, jamaah dianjurkan untuk tetap khusyuk dan memperbanyak doa serta dzikir.

Selama sa’i, tidak ada bacaan khusus yang wajib dibaca. Namun, jamaah disarankan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan bacaan talbiyah. Beberapa jamaah membaca doa saat berada di Safa dan Marwah atau di antara perjalanan, tetapi hal ini bersifat sunnah.

Sa’i bagi Jamaah dengan Udzur dan Wanita Haid

Bagi jamaah yang tidak memiliki udzur, melakukan sa’i dengan berjalan kaki adalah yang utama. Namun, jika mereka memilih untuk menggunakan kendaraan atau alat bantu lainnya tanpa alasan udzur, sa’inya tetap sah meskipun kurang utama.

Namun, bagi yang memiliki udzur seperti sakit atau kelemahan fisik, diperbolehkan melakukan sa’i dengan cara lain, seperti digendong, menggunakan kursi roda, atau kendaraan lainnya.

Terdapat hadis yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melakukan sa’i dengan menaiki tunggangan, sehingga bagi yang membutuhkan, penggunaan alat bantu dalam sa’i diperbolehkan.

Menurut sebagian ulama, wanita yang sedang haid diperbolehkan melakukan sa’i karena sa’i tidak mensyaratkan keadaan suci dari hadas besar maupun kecil. Hal ini berbeda dengan tawaf yang mensyaratkan kesucian. Oleh karena itu, wanita haid dapat melakukan sa’i meskipun belum melakukan tawaf, asalkan setelah suci ia menyelesaikan tawafnya.

Sunah-Sunah dalam Sa’i

Berikut adalah beberapa sunah yang dianjurkan saat melakukan sa’i:

  1. Melakukan secara Berkesinambungan (Al-Muwalat)
    Disunnahkan untuk melakukan sa’i tanpa jeda panjang antara putaran.
  2. Berniat Sebelum Memulai
    Disarankan untuk berniat sa’i sebelum memulai perjalanan:

“Bismillahirrahmanirrahim. Abda’u bima bada’allahu bihi wa Rasuluhu.”
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya memulai dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya memulai).

  • Naik ke Atas Bukit
    Bagi jamaah pria, disunnahkan untuk naik ke atas Bukit Safa dan Marwah.
  • Berlari Kecil (Sa’i)
    Bagi pria, disunnahkan berlari-lari kecil pada area tertentu yang ditandai dengan lampu hijau.
  • Memakai Ihram dengan Idhthiba’
    Disunnahkan bagi pria untuk memakai kain ihram dengan cara idhthiba’, yaitu meletakkan tengah kain ihram di bawah ketiak kanan dan kedua ujungnya di atas bahu kiri.

Ketentuan Terkait Sa’i

Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam tata cara sa’i:

  • Tidak Wajib Suci
    Menurut mayoritas ulama, sa’i tidak mensyaratkan kesucian dari hadas besar maupun kecil. Jadi, wudhu tidak menjadi syarat sah sa’i.
  • Dilakukan Setelah Tawaf
    Sa’i dilakukan setelah tawaf ifadah atau tawaf umroh.
  • Tidak Ada Sa’i Sunnah
    Sa’i hanya dilakukan dalam rangkaian ibadah haji dan umroh, dan tidak ada sa’i yang bersifat sunnah di luar itu.

Hal-hal yang Membatalkan Sa’i

  • Memotong Perjalanan
    Jika jamaah memotong perjalanan sa’i dengan keluar dari area sa’i tanpa alasan yang dibenarkan, maka sa’inya dianggap batal.
  • Mengurangi Putaran
    Sa’i harus dilakukan sebanyak tujuh kali perjalanan penuh. Mengurangi jumlah putaran akan membatalkan sa’i.

Jumlah Putaran dalam Sa’i

Sa’i dilakukan dengan tujuh kali perjalanan antara Bukit Safa dan Marwah. Dari Safa ke Marwah dihitung satu kali, dan dari Marwah kembali ke Safa dihitung satu kali, sehingga totalnya tujuh perjalanan.

Jarak antara Safa dan Marwah

Jarak antara Bukit Safa dan Marwah adalah sekitar 450 meter. Jadi, total jarak yang ditempuh selama sa’i adalah sekitar 3,15 kilometer.

Adab dan Doa Selama Sa’i

Selama melakukan tata cara sa’i, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir. Tidak ada doa khusus yang wajib dibaca, namun beberapa doa yang umum dibaca antara lain:

  • Doa di Bukit Safa:”Inna ash-Shafa wa al-Marwata min sha’a’irillah…”
    (Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah…)
  • Doa di Bukit Marwah:Membaca doa yang sama seperti di Bukit Safa.

Kentut Saat Tawaf dan Sa’i

Tawaf mensyaratkan kesucian dari hadas, sehingga jika seseorang kentut saat tawaf, tawafnya batal dan harus diulang setelah berwudhu kembali. Namun, dalam sa’i, kesucian tidak menjadi syarat, sehingga kentut tidak membatalkan sa’i.

Penutup

Dengan memahami tata cara sa’i dan ketentuan-ketentuannya, diharapkan jamaah haji dan umroh dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan sesuai tuntunan. Tata cara sa’i yang benar akan menyempurnakan ibadah kita dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.